Dalam
dunia bisnis kita sering mendengar istilah E-Commerce
atau E-Business, kedua istilah
tersebut sudah tidaklah asing. Bahkan saat ini banyak muncul produk-produk dari
e-commerce itu sendiri,. Contohnya
seperti Zalora.com, Bagus.com, Amazon.com, Lazada.com dan lain-lain. Saat ini
dunia perdagangan khususnya di Indonesia tidak lagi dibatasi dengan ruang dan
waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan mampu
menyediakan layanan jasa dan barang dengan instan sesuai dengan permintaan
konsumen. Untuk mengatasi masalah tersebut maka kini muncul transaksi yang
menggunakan media Internet untuk menghubungkan antara produsen dan konsumen.
Transaksi melalui Internet ini lebih dikenal dengan nama E-Commerce.
Lalu, Apakah Definisi dari
E-Commerce itu Sendiri?
Secara
umum e-commerce diartikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan
barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media
elektronik/computer. Jelas,
selain dari yang telah disebutkan, bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan
bagian dari kegiatan bisnis. Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik),
adalah sebagai bagian dari Electronic
Business (bisnis yang dilakukan
dengan menggunakan electronic transmission). Media elektronik yang
dibicarakan di dalam tulisan ini untuk sementara hanya difokuskan dalam hal
penggunaan media internet. Pasalnya, penggunaan internet-lah yang saat ini
paling populer digunakan oleh banyak orang.
Nampaknya perkembangan pemakaian
alat-alat elektronik dan digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis (digital relationship) jauh lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan cara
yang sama untuk melakukan perdagangan atau transaksi jual beli (E-Commerce).
Berdasarkan fenomena ini, prospek atau peluang bisnis nampak bagi
perusahaan-perusahaan yang dapat membantu manajemen perusahaan dalam
mengimplementasikan berbagai jenis komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi
digital yang terjadi pada backoffice
(orang
atau sekelompok orang yang bertugas mengurusi laporan-laporan penjualan,
keuangan maupun masalah administrasi dan tidak secara langsung melayani
konsumen).
Bagaimana Perkembangan ataupun
Prospek E-Commerce di Indonesia dan di Dunia?
Indonesia merupakan salah satu pengguna internet terbesar
dunia. Data terbaru dari Markplus Insight berdasarkan hasil survey di 11 kota
besar di Indonesia, menyebutkan pada tahun 2012 ini, pengguna internet di
Indonesia mencapai 61 Juta Jiwa. Naik 10 persen dari tahun 2011, yaitu 55 Juta
Jiwa. Sekitar 40% (24,2 Juta Jiwa) diantaranya adalah didominasi oleh kalangan
“Middle Class” yang rela menghabiskan waktu sampai 3 Jam per hari. Survey
tersebut juga menyebutkan bahwa 95% (58 Juta Jiwa) mengakses internet dari
notebook, netbook, tablet dan perangkat selularnya.
Pengguna
Internet di dunia:
1. 1463632361 Jumlah pengguna Internet
di seluruh dunia (Juni 2008).
- 578.538.257 pengguna Internet di Asia
- 384.633.765 pengguna Internet di Eropa.
- 248241969 pengguna Internet di Amerika Utara.
- 139009209 pengguna Internet di Amerika Latin / Karibia.
- 51.065.630 pengguna Internet di Afrika
- 41939200 pengguna Internet di Timur Tengah.
- 20204331 pengguna Internet di Oseania / Australia.
Data dari sumber lain, Social Bakers (16/11/2012)
menyebutkan bahwa Indonesia merupakan pengguna Facebook terbesar ke-4 di Dunia
yaitu 50,4 Juta Jiwa, dengan kelompok terbesar adalah pengguna berusia 18-24
yaitu sebesar 21,7 Juta Jiwa. Sementara itu, Semiocast menyebutkan data
pengguna Twitter Indonesia per Juni 2012 mencapai 29,4 Juta Jiwa.
Tapi dibanding India, salah satu raksasa ekonomi dunia,
penetrasi Indonesia lebih baik. Asia merupakan kawasan pengguna internet
terbesar di dunia, 510 juta, mengalahkan Eropa dan Amerika Utara. Dari segi
jumlah, pengguna internet Indonesia merupakan ketiga terbesar di Asia setelah
Jepang dan Cina.
Tren positif ini juga mempengaruhi nilai transaksi penjualan
online yang tahun 2012 ini diperkirakan akan mencapai US$ 4,1 Miliyar, atau
tumbuh 20,5% dari tahun sebelumnya mencapai US$ 3,6 Milyar atau sekitar 35
Triliun Rupiah. Pada tahun 2011, transaksi didominasi oleh penjualan buku,
diikuti dengan pakaian, sepatu, dan aksesori di peringkat
kedua. Selanjutnya tiket pesawat dan reservasi,
barang-barang elektronik, hingga software komputer.
Situs E-Commerce
harus didukung sepenuhnya oleh Mutu Perusahaan. Dalam hal ini bagaimana suatu
situs membangun merek atau reputasi melalui kualitas produk atau jasa yang
ditawarkannya. Faktor Pendukung lainnya adalah Website. Sebuah Website harus
memiliki ciri khas yang berbeda, ditambah interface yang userfriendly dapat
membantu konsumen dalam bertransaksi. Kredibilitas pada setiap transaksi
merupakan harga mutlak untuk membangun kepercayaan dan citra suatu produk atau
jasa.
Dengan pasar 250 Juta Jiwa, 15-20% diantaranya adalah
pengguna internet, menjadikan Indonesia adalah market yang sangat potensial.
Pasar yang besar didukung dengan media promosi dan pemasaran produk
yang tepat, serta menjadi pebisnis online yang terpercaya menjadi sebuah
tantangan untuk dapat sukses di dunia E-Commerce.
Praktisi e-commerce Aria Rajasa menyatakan bahwa pebisnis yang ingin terjun
ke dunia e-commerce sebaiknnya
memperhatikan kepercayaan pelanggan dan kualitas produk. E-commerce merupakan bisnis jasa di mana kepercayaan pelanggan
merupakan aspek penting. Selain itu, pelaku juga harus selalu memperhatikan
kualitas produk. E-commerce bukanlah
sihir di mana sesuatu berjalan otomatis ke arah kesuksesan dan karena
menggeluti e-commerce memerlukan
kerja keras.
Belum
hadirnya momen yang pas dan kultur masyarakat yang masih kental dengan model
bisnis konvensional, dinilai oleh Founder dan CEO PriceArea.com Andry Suhaili,
sebagai salah satu kendala utama yang bisa menghambat pertumbuhan bisnis e-commerce.
"Belum lagi dengan infrastruktur teknologi dan akses internet yang belum merata di Indonesia, e-commerce seperti fenomena gunung es yang siap mencair," kata Andry dalam keterangan yang diterima detikINET, Jumat (2/11/2012)..
Dalam
tiga tahun ke depan, APJII yang berinisiatif mendeklarasikan Indonesia Internet
Governance (ID-IGF) bersama komunitas teknologi informasi komunikasi, berupaya
untuk menjalankan tata kelola internet agar bisa memenuhi target 50% yang
dicanangkan World Summit of Information Society (WSIS) untuk seluruh negara
dunia.
Jika
pengguna internet tumbuh pesat di atas angka 100 juta, apalagi jika Indonesia
bisa memenuhi target WSIS untuk Millenium Development Goals 2015 dengan jumlah
penetrasi 125 juta, pasar bisnis e-commerce diyakini bisa tumbuh sedikitnya dua
kali lipat.
Cerahnya
prospek bisnis e-commerce di Indonesia akhirnya membuat PriceArea tergerak
untuk menyediakan platform mesin pencari khusus produk yang dijual secara
online. PriceArea.com sendiri dibangun dan dikembangkan oleh ARTIC Advertising.
Referensi: